Di tengah hiruk pikuk persiapan menyambut kedatangan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, Selasa 9 November 2010 kemarin, Detasemen Khusus 88 menangkap tersangka kasus terorisme.
Namanya Muhamad Bahrunaim Anggih Tamtomo alias Naim.
Ia ditangkap kemarin pukul 12.00 WIB di depan Pos dan Giro Pasar Kliwon, Solo. Pria 27 tahun itu beralamat di Jalan Metrodanan RT. 02 RW. 03 Kampung Merodanan, Kecamatan Pasar Kliwon, Surakarta.
"Dia adalah simpatisan Abdullah Sunata," kata Kepala Divisi Humas Polri, Inspektur Jenderal Iskandar Hasan saat dihubungi, Rabu 10 November 2010.
"Saat di interogasi TSK (tersangka) menerangkan bahwa di rumahnya menyimpan 200 butir peluru," tambah dia.
Berdasarkan keterangan Naim, Densus menggeledah rumahnya. Di dalamnya, ditemukan peluru AK 56 sebanyak 547 butir, peluru kaliber 9 mm sebanyak 32 butir, dan CPU komputer sebanyak enam unit.
Meski demikian, Iskandar mengaku belum mengetahui peranan Naim dalam jaringan teroris di Indonesia. "Masih belum diketahui, maka dari itu kita bawa ke Jakarta untuk penyelidikan lebih lanjut," kata dia.
Sementara, Abdullah Sunata sudah duluan ditangkap. Ia diduga jadi pentolan teroris yang menggelar latihan militer di Pegunungan Jalin, Jantho, Aceh Besar awal 2010 ini.
Sunata dibekuk 23 Juni lalu. Ia adalah militan dan resedicis. Sebelumnya, Abdullah Sunata pernah divonis 7 tahun penjara karena terbukti menyimpan senjata api dan menyembunyikan Noordin M Top.
Namanya Muhamad Bahrunaim Anggih Tamtomo alias Naim.
Ia ditangkap kemarin pukul 12.00 WIB di depan Pos dan Giro Pasar Kliwon, Solo. Pria 27 tahun itu beralamat di Jalan Metrodanan RT. 02 RW. 03 Kampung Merodanan, Kecamatan Pasar Kliwon, Surakarta.
"Dia adalah simpatisan Abdullah Sunata," kata Kepala Divisi Humas Polri, Inspektur Jenderal Iskandar Hasan saat dihubungi, Rabu 10 November 2010.
"Saat di interogasi TSK (tersangka) menerangkan bahwa di rumahnya menyimpan 200 butir peluru," tambah dia.
Berdasarkan keterangan Naim, Densus menggeledah rumahnya. Di dalamnya, ditemukan peluru AK 56 sebanyak 547 butir, peluru kaliber 9 mm sebanyak 32 butir, dan CPU komputer sebanyak enam unit.
Meski demikian, Iskandar mengaku belum mengetahui peranan Naim dalam jaringan teroris di Indonesia. "Masih belum diketahui, maka dari itu kita bawa ke Jakarta untuk penyelidikan lebih lanjut," kata dia.
Sementara, Abdullah Sunata sudah duluan ditangkap. Ia diduga jadi pentolan teroris yang menggelar latihan militer di Pegunungan Jalin, Jantho, Aceh Besar awal 2010 ini.
Sunata dibekuk 23 Juni lalu. Ia adalah militan dan resedicis. Sebelumnya, Abdullah Sunata pernah divonis 7 tahun penjara karena terbukti menyimpan senjata api dan menyembunyikan Noordin M Top.
Sumber : vivanews
0 komentar:
Posting Komentar