Recent Posts

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.





Kalangan petani di Kabupaten Garut, Jawa Barat, didera kerugian ekonomi mencapai Rp62,628 miliar lebih, lantaran kehilangan produksi 13,614 ton lebih “gabah kering giling” (GKG).
Akibat diranggas kekeringan kemarau panjang pada sedikitnya 3.608 hektare areal tanaman padi sawah mereka.
Namun kerugian sangat besar tersebut, yang tercatat hingga 30 September 2015.
Atawa belum termasuk kerugian ekonomi diderita sepanjang rentang waktu Oktober 2015.
Bahkan belum termasuk pula kerugian musnahnya produk jagung, kedelai, aneka kacang dan ubi, serta produk perikanan air tawar.

Kabid Produksi Tanaman Pangan pada Dinas TPH Garut, Holil Ahmad Efendi didampingi Kasi Aneka Kacang dan Ubi, Endang Junaedi katakan dari 3.608 hektare tanaman padi sawah itu, terdiri 436 hektare mengalami kerusakan berintensitas ringan bernilai kerugian Rp1,870 miliar lebih.

Disusul 746 hektare berintensitas sedang telan kerugian Rp7,465 miliar lebih, kemudian 661 hektare berintensitas berat kerugian ekonominya Rp10,395 miliar lebih, serta 1.765 hektare kerusakan berintensitas “puso” menelan kerugian mencapai Rp42,897 miliar lebih.

Didesak pertanyaan Garut News di ruang kerjanya, Senin (02/11-2015), mereka mengemukakan pula Pemkab setempat hanya mengalokasikan dana bantuan benih sekitar Rp400 juta.
Maupun hanya sekitar 0,638 persen dari total kerugian ekonomi petani sebab keterbatasan dana, katanya.

Sedangkan kerugian dampak kekeringan kemarau berkepanjangan selama rentang waktu Oktober 2015, serta termasuk kerugian mendera petani jagung, kedelai, serta aneka kacang dan ubi, hingga kini pendataannya masih direkapitulasi, katanya pula.

Total kerugian ekonomi mencapai Rp62,628 miliar lebih ini, dengan asumsi harga gabah Rp4,6 ribu per kilogram, serta produktivitas padi 6.216 kilogram per hektare, ungkap Holil Ahmad Efendi dan Endang Junaedi.

Mereka juga mengemukakan, realisasi produksi 2014 lalu mencapai 903.230.000 kilogram dengan kehilangan produksi 1,51 persen,.

Namun tak detail dijelaskan dari produk melimpah tersebut, ternyata penerima manfaat “beras masyarakat miskin” (Raskin) di Garut tak berkurang, malahan justru cenderung kian bertambah.