Recent Posts

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Tampilkan postingan dengan label seputar garut. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label seputar garut. Tampilkan semua postingan

Puskesmas Kec. Cibatu terapkan 5 hari rawat inap

Puskesmas Cibatu Kabupaten Garut menerapkan sistem lima hari rawat inap. Setelah empat hari pasien dipulangkan ke rumahnya atau dirujuk ke RSU dr Slamet.
Hal tersebut disampaikan Kepala Puskesmas DTP Cibatu, Leli Yuliani. Menurut dia, setelah lima hari mendapatkan perawatan atau pengobatan, pasien disuruh pulang jika kondisinya sudah membaik.


Jika sebaliknya, pasien dirujuk ke RSU dr Slamet Garut guna mendapatkan penanganan penyakit yang dideritanya.

” Jadi setelah mendapat pengobatan selama lima hari, kami melihat kondisi pasien. Dipulangkan atau harus dirujuk,” kata Leli kepada FOKUSJabar, Senin (7/12/2015).

Pihaknya juga mengingatkan, kepada seluruh pasien yang dipulangkan jika mendapatkan keluhan atas penyakit yang dideritanya, segera memerikasakan/berobat kembali ke Puskesmas DTP Cibatu.

” Sekali lagi saya tegaskan, tidak mungkin memulangkan pasien dalam kondisi mengkhawatirkan,” pungkas Leli Yuliani. 08/12/2015

Sumber : Fokusjabar.

Yang begini ni.... yang bagus... TOPlah...

Longsor di Kec. Bungbulang - Garut


Satu rumah di Kecamatan Bungbulang, Kabupaten Garut rusak terkena longsor sekitar pukul 15.00. Selain itu empat rumah lainnya terancam terkena longsor.

Danramil Bungbulang, Kapten Inf Rahmat Puli, menuturkan longsor terjadi di Jalan Bungbulang-Garut, Kampung Cijangkar, RT 2/3, Desa Bojong, Kecamatan Bungbulang.

Longsor mengakibatkan sebuah rumah ukuran 4x5 meter milik Warsih (50), tertimpa material longsor.
"Alhamdulillah tidak ada korban jiwa akibat kejadian ini. Pemilik rumah berhasil menyelamatkan diri saat kejadian," ucap Rahmat saat dihubungi, Jumat (13/11/2015).

Longsor yang menimpa rumah Warsih, tutur Rahmat, membuat kerugian materil sebesar Rp 10 juta.
Saat ini pihaknya sudah mengevakuasi barang milik Warsih ke tempat yang lebih aman.

Sumber : TribunJabar

Aparat Garut Gerebek Tempat Pembuatan Uang Palsu

Jajaran Polres Garut Sektor Tarogong Kidul, Kamis (12/11), menggerebek tempat pembuatan uang palsu di Kecamatan Tarogong Kidul. Dari lokasi tersebut, ditemukan sejumlah uang palsu yang belum dipotong berikut alat cetak dan para pembuatnya.

Kapolres Garut, AKBP Arif Budiman mengatakan, tempat pembuatan uang palsu tersebut berupa rumah tinggal di Kampung Sukapadang, Desa Sukakarya, Kecamatan Tarogong Kidul. Ia mengatakan, pecahan uang palsu yang diamankan mulai Rp50 ribu, Rp100 ribu, hingga $100 Amerika.

“Saat digerebek, jumlah yang yang sudah dicetak mencapai Rp15 juta. Adapun pelaku yang tengah mencetak berinisial BA (38). Mereka mengaku membuat uang palsu tersebut berdasarkan pesanan seseorang yang kerap menghubungi melalui sambungan telepon selularnya,” ujarnya.
Dalam penggerebekan tersebut, polisi mengamankan alat pembuatan uang palsu berupa alat sablon, printer, CPU, komputer, kertas HVS, hair dryer, telpon genggam, dan tinta. Pembuat uang palsu berikut bahan dan alatnya, langsung digelandang menuju Mapolres Garut dan langsung dibawa ke Mabes Polri untuk penyelidikan lebih lanjut.

“Penggerebekan tempat pembuatan uang palsu ini memang menjadi bagian target operasi dan bekerjasama dengan Bareskrim Mabes Polri. Kami akan terus melakukan pendalaman dengan melakukan penyelidikan guna mengungkap aktor utamanya,” katanya.

Untuk mengamankan pelaku berikut barang bukti, lanjut Arif, pihaknya melakukan penyelidikan selama satu minggu. Proses penggerebekan sendiri baru dilakukan pada Kamis (12/11) dinihari dan baru selesai sore.
“Pelaku ini diketahui ngontrak rumah di kampung tersebut dan pindahan dari Sukabumi yang sudah tinggal selama 2 bulan. Tersangka sendiri memang warga Sukabumi, Kecamatan Pelabuhan Ratu, Desa Pasir Suren, Kampung Cikadu,” ungkapnya.

Uang palsu buatan BA, lanjutnya, akan diedarkan di luar Kota Garut. Pelaku sendiri diindikasikan pemain lama namun belum pernah terjerat kasus serupa sebelumnya.

“Memang pelaku mengaku baru sekarang mendapat pesanan ini untuk kemudian ditukarkan dengan yang asli. Meski demikian, akibat perbuatannya ini ia harus mempertanggungjawabkan dengan ancaman kurungan diatas 5 tahun penjara,” katanya.

Sumber : Wartapriangan

TNI AD dan AL Patroli Rutin di Laut Cina Selatan

Ketegangan semakin meningkat di Laut Cina Selatan, seiring menguatnya penetrasi Cina di kawasan tersebut. Pada saat yang bersamaan, Tentara Nasional Indonesia (TNI), melalui matra Angkatan Laut dan Angkatan Udara, melakukan operasi pengamanan rutin di sekitar wilayah tersebut. Meski begitu,

Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menyampaikan, apa yang dilakukan TNI tidak lebih dari patroli rutin, bukan patroli siaga. Semua (wilayah terluar) harus kita pantau,” ujar Panglima TNI seusai memberikan kuliah umum di kampus Universitas Airlangga Surabaya, Rabu (11/11). Gatot membenarkan, saat ini TNI sedang mengembangkan pangkalan militer di Kepulauan Natuna, daerah terluar Indonesia di dekat Laut Cina Selatan. Namun demikian, Gatot lagi-lagi tidak ingin meyebutnya sebagai program khusus menghadapi ancaman konflik Laut Cina Selatan. Tekait konflik di Laut Cina Selatan, Gatot menyampaikan, Indonesia sekuat tenaga mengupayakan perdamaian dan stabilitas di sana. Ia mengimbau, jangan ada kekuatan manapun yang melakukan kegaitan yang dapat meningkatkan tensi di wilayah tersebut. Saling klaim wilayah di Laut Cina Selatan telah berlangsung sejak lama, melibatkan sejumlah negara, yakni Cina, Taiwan, Vietnam, Filipina, Malaysia dan Brunei. Belakangan, ketegangan di kawasan tersebut menguat setelah Cina secara sepihak mereklamasi Kepulauan Spratly.

Sumber : republika.co.id

Satu Lawan Tiga, Dokter di Garut Ini Digerebek

Lagi asik indehoy dengan tiga pekerja seksual (PSK) dan ABG di sebuah kamar Hotel Melati di kawasan Objek Wisata Cipanas Garut, seorang dokter Rumah Sakit Umum Dr. Slamer Kabupaten Garut digerebek anggota Polres Garut. Z, tidak berkutik ketika tertangkap tangan sedang melakukan mesum dengan PSK yang masih duduk di bangku Sekolah Menangah Atas (SMA), serta ABG.
“PSK bersama mucikarinya dipakai oleh oknum dokter secara bersamaan. Masing-masing PSK yang masih duduk di bangku SMA di Kabupaten Garut adalah S dan H, keduanya masih di bawah umur. Sementara sang mucikari berinisial B-R,”kata salah satu petugas yang enggan disebutkan namanya.
Penggerebakan ini dilakukan saat terkait dengan upaya Polres Garut membongkar kasus prostitusi yang melibatkan mucikari dengan jejaring sosial. Aparat kepolisian kebetulan tengah melakukan razia tempat hiburan dan hotel di kawasan Cipanas, Garut.
Sementara itu Kepala RSU Dr Slamet, Garut, Maskut mengaku pihaknya akan menyelidiki kasus yang menimpa dokter Z. Jika terbukti bersalah, maka sanksi tegas akan diberikan kepada yang bersangkutan. Sebelumnya, kasus perselingkuhan juga sempat menjerat mantan Humas RSUD dr Slamet Garut berinisial AS beberapa waktu lalu dengan istri pejabat di Disperindag. AS pun telah diberi sanksi dan dicopot jabatannya sebagai Humas RSUD dr Slamet.


Sumber : Jabar Pojoksatu

Setttt... Ada Lagi Korban Oplosan Di Garut

Lagi-lagi minuman keras oplosan kembali merenggut nyawa, kali ini menimpa oknum aparat desa di wilayah Kecamtan Limbangan, Kabupaten Garut Jawa Barat. Informasi yang dihimpun korban tewas akibat miras oplosan AC, pada hari Sabtu, (7/11/2015) sementara AJ tewas keesokan harinya Minggu (8/11/2015).



Semua pihak bungkam atas kasus miras oplosan tersebut, petugas Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSU dr Slamet Garut hanya membenarkan adanya dua korban meninggal dunia akibat over dosis.

“ Benar ada dua orang yang meninggal dunia akibat over dosis, namun tidak lama disini langsung dibawa oleh pihak keluarga, ” ujarnya, tanpa mau disebutkan identitasnya, Minggu (8/11/2015) lalu.

Bupati Garut Rudy Gunawan, mengatakan, atas nama pemerintahan Kabupaten Garut, menyampaikan bela sungkawa yang sedalam-dalamnya. Pihaknya telah mendapat kabar adanya aparat desa di Kecamatan Limbangan Garut yang meninggal dunia.

“ Ya, saya mendengar AJ dan AC meninggal dengan cara yang tidak wajar. Guna meyakinkan pihaknya akan mengecek terlebih dahulu. Wartawan memang tau lebih dahulu saja,” ungkapnya, Senin (9/11/2015) kemarin.

Sementara itu, humas RSUD dr. Slamet Garut, Lingga Saputra menyebutkan, bahwa kepala desa Limbangan Barat, AJ meninggal dunia akibat over dosis. AJ masuk rumah sakit pada hari Sabtu pukul 12.05WIB, dan meninggal dunia pada hari itu juga pukul 14.55 WIB.

Dikatakan Lingga, AJ, tidak sempat dibawa dulu ke kamar jenazah, karena setelah meninggal dunia, pihak keluarga korban langsung membawanya ke kampung halamannya di Kecamatan Limbangan, dengan menggunakan ambulans.

“ Berdasarkan hasil diagnosis, AJ meninggal dunia akibat alkohol atau alcohol intoxication. Sedangkan AC meninggal dunia saat dalam perjalanan menuju rumah sakit,” katanya.


Sumber : Fokusjabar

Korban Kebakaran di Desa kandang Mukti Butuh Bantuan Donatur

Pasca kebakaran yang menghabiskan 7 unit rumah panggung warga Kampung Kandang Kidul Desa kandang Mukti Kecamatan Leles kabupaten Garut yang terjadi pada Jumat (6/11/2015) yang lalu, para korban kebakaran membutuhkan bantuan dari para donatur.
Rohanah istrinya Ojo (68) dengan anggota empat orang yang mengungsi di rumah kosong milik tetangganya yang tidur memakai tikar pelastik, karena semua isi rumah semuanya habis di lalap si jago merah, ada yang memberi beras satu dua kilo dari tetanga dan saudaranya tidak bisa di masak karena tidak punya kompor. 
Kades Kandang Mukti Engkus Suherman mengatakan bantuan dari para donataur sudah ada di posko kebakaran dan akan di bagikan hari Senin sekaligus menunggu bantuan dari Pemerintah kabupaten Garut, jelasnya.
“Untuk itu kepada para donatar yang akan menyumbang silahkan ke posko kebakaran di Desa Kandang Mukti, karena adanya posko kebakaran supaya merata membagikannya,” ungkap Engkus.
Disnakertrans Kabupapaten Garut Hj Elka Nurhakimah di wawancara lewat telepon selurernya mengatakan memang betul dari Dinas Sosial Kabupaten Garut belum memberikan bantuan ke pada korban kebakaran di Kampung Kandang kidul, mengingat barangnya lagi kosong.
“Pihak Disnakertrans hari Senin akan mengajukan dulu ke Propinsi untuk korban Kebakaran tersebut, mudah mudahan hari senin bantuan bisa di di terima oleh korban kebakaran,” ungkapnya.
“Adapun warga yang menerima bantuan merupakan warga korban kebakaran di Kampung Kandang Kidul Desa kandang Mukti Kacamatan Leles kabupaten Garut, warga yang menjadi korban harus tetap semangat untuk memulai hidup, agar tidak terus sedih,” kata Hj Elka Nurhakimah.




Kalangan petani di Kabupaten Garut, Jawa Barat, didera kerugian ekonomi mencapai Rp62,628 miliar lebih, lantaran kehilangan produksi 13,614 ton lebih “gabah kering giling” (GKG).
Akibat diranggas kekeringan kemarau panjang pada sedikitnya 3.608 hektare areal tanaman padi sawah mereka.
Namun kerugian sangat besar tersebut, yang tercatat hingga 30 September 2015.
Atawa belum termasuk kerugian ekonomi diderita sepanjang rentang waktu Oktober 2015.
Bahkan belum termasuk pula kerugian musnahnya produk jagung, kedelai, aneka kacang dan ubi, serta produk perikanan air tawar.

Kabid Produksi Tanaman Pangan pada Dinas TPH Garut, Holil Ahmad Efendi didampingi Kasi Aneka Kacang dan Ubi, Endang Junaedi katakan dari 3.608 hektare tanaman padi sawah itu, terdiri 436 hektare mengalami kerusakan berintensitas ringan bernilai kerugian Rp1,870 miliar lebih.

Disusul 746 hektare berintensitas sedang telan kerugian Rp7,465 miliar lebih, kemudian 661 hektare berintensitas berat kerugian ekonominya Rp10,395 miliar lebih, serta 1.765 hektare kerusakan berintensitas “puso” menelan kerugian mencapai Rp42,897 miliar lebih.

Didesak pertanyaan Garut News di ruang kerjanya, Senin (02/11-2015), mereka mengemukakan pula Pemkab setempat hanya mengalokasikan dana bantuan benih sekitar Rp400 juta.
Maupun hanya sekitar 0,638 persen dari total kerugian ekonomi petani sebab keterbatasan dana, katanya.

Sedangkan kerugian dampak kekeringan kemarau berkepanjangan selama rentang waktu Oktober 2015, serta termasuk kerugian mendera petani jagung, kedelai, serta aneka kacang dan ubi, hingga kini pendataannya masih direkapitulasi, katanya pula.

Total kerugian ekonomi mencapai Rp62,628 miliar lebih ini, dengan asumsi harga gabah Rp4,6 ribu per kilogram, serta produktivitas padi 6.216 kilogram per hektare, ungkap Holil Ahmad Efendi dan Endang Junaedi.

Mereka juga mengemukakan, realisasi produksi 2014 lalu mencapai 903.230.000 kilogram dengan kehilangan produksi 1,51 persen,.

Namun tak detail dijelaskan dari produk melimpah tersebut, ternyata penerima manfaat “beras masyarakat miskin” (Raskin) di Garut tak berkurang, malahan justru cenderung kian bertambah.

Sosok Bupati Garut (Aceng Fikri) dimata Sang Mertua


Bupati Garut Aceng HM Fikri mendadak jadi buah bibir masyarakat akibat pernikahan siri yang berlangsung 4 hari dengan Fany Oktora (18). Pandangan masyarakat soal Aceng beragam. Tapi seperti apa sosok aceng di mata sang mertua, Iing Supriadi (72), yang juga ayah dari istri Aceng yang dinikahi resmi Nurohimah.


Ditemui di rumahnya di Kampung Cikarokrok RT 1 RW 5, Desa Sukasenang, Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut, Jumat (7/12/2012) Iing memberi sambutan baik. Perbincangan santai lalu dilakukan di ruang tamu.

Di awal perbincangan, Iing mengaku sudah mengenal Aceng sejak remaja. Sebab saat itu, Iing aktif sebagai guru alquran dan hadits di SLA Pendidikan Guru Agama (PGA) Negeri Kabupaten Garut, sementara Aceng muridnya.

"Waktu sekolah, Aceng pernah jadi ketua OSIS. Dia memang aktif dan suka berorganisasi," kata Iing.

Sosok Aceng yang dikenal tegas membuatnya sering menjadi ketua di beberapa organisasi. "Bakat dia sebagai pemimpin memang sudah terlihat sejak muda," ucapnya.

Iing juga melihat Aceng sebagai sosok pekerja keras. Saat muda, Aceng menurutnya sangat giat berbisnis. "Dia waktu itu bisnis, apapun dijalani mulai dari jualan jaket sampai ternak ayam. Tapi dia tetap aktif di beberapa organisasi, salah satunya GP Anshor," paparnya.

Namun Iing tak pernah menyangka jika menantunya itu terpilih sebagai bupati pada Pilbup Garut 2008. "Tapi jadi pemimpin Garut memang takdirnya dia," tuturnya.

Dalam perjalanan karirnya sebagai bupati, tiba-tiba Aceng dihebohkan karena pernikahannya dengan Fany. Beberapa hari terakhir, berita soal pernikahan siri Aceng mencuat ke media.

"Saya malah baru tahu (Aceng nikah siri) itu dari tv. Kalau dibilang kaget, ya kaget. Tapi saya tidak bisa ikut campur karena itu sudah urusan Aceng dan keluarganya," jelasnya.

Iing mengaku sedih dengan berbagai pemberitaan yang seolah menyudutkan Aceng. "Sebagai orangtua, mana ada yang tidak sedih kalau lihat anak (menantu - red) terus diberitakan seperti itu," ujarnya.

Soal pernikahan Aceng dengan Fany, Iing menyebut itu bagian dari takdir. "Laki-laki punya dua (istri) itu tidak dilarang oleh agama, asal adil. Apapun yang terjadi, itu sudah ketentuan dari Allah SWT," belanya.

Kini Aceng dan Fany sudah islah. Keduanya sepakat berdamai dan tidak memperpanjang urusan ke jalur hukum. "Mudah-mudahan setelah islah tidak ada masalah lagi," harap Iing.

Sementara itu, Aceng dan Nurohimah ternyata sudah saling mengenal sejak sekolah di PGA. Mereka hanya berbeda satu tahun, di mana Aceng adalah kakak kelas Nurohimah.

"Tapi saya tidak tahu persis apa mereka pacaran sejak SLA atau tidak," kata Iing.

Setelah lulus, Aceng melanjutkan pendidikan di Pesantren Tebu Ireng. Sementara Nurohimah yang lulus SLA setahun setelah Aceng lulus, memilih kuliah di Universitas Padjadjaran, Bandung.

"Setelah Aceng lulus pesantren, Nurohimah lulus dari Unpad, Aceng datang ke sini. Dia bilang mau melamar Nurohimah," ucapnya.

Pertemuan kedua lalu terjadi antara keluarga Nurohimah dan keluarga Aceng. "Saya waktu itu memang sudah kenal juga sama orangtuanya Aceng. Setelah ketemu, kita sepakat menikahkan mereka. Tapi saya lupa itu tahun berapa," paparnya.

Pernikahan itu berlangsung langgeng. Iing bahkan tak pernah mendengar mereka cekcok, apalagi mendengar kabar keduanya pisah ranjang sudah 18 bulan.

"Saya baru dengar kabar itu. Selama ini saya dengar mereka tidak ada masalah," bantahnya.

Aceng, Fany, dan tiga anaknya bahkan masih sering mengunjungi sang kakek untuk silaturahmi atau melepas kangen. "Terakhir dua minggu lalu ke sini, mereka semuanya datang ke sini dan semuanya terlihat baik-baik saja," bebernya.

Disinggung apakah Nurohimah memberi izin Aceng menikah lagi, Iing mengaku tidak tahu. "Kalau itu wallahualam dapat izin atau tidak. Saya belum pernah dengar cerita itu dari Nurohimah," paparnya

Namun yang jelas, sambung dia, Nurohimah benar-benar memberi Aceng support saat ramai diberitakan soal nikah sirinya. "Itu berarti Nurohimah masih ada rasa cinta, peduli, sayang sama Aceng," pungkas Iing sambil berharap hubungan Aceng dan Nurohimah langgeng.


Sumber : Detik.Com