Recent Posts

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Teknologi through the wall surveillance bisa mengetahui obyek yang berada di balik dinding

VIVAnews - Akhirnya Kapolri mengumumkan identitas asli orang yang diduga sebagai Noordin M Top, Sabtu pekan lalu.

Kini jelas sudah, ternyata jenazah yang bersembunyi di dalam rumah di Temanggung Jawa Tengah, itu ternyata bukan Noordin M Top, melainkan Ibrohim.

Polisi butuh waktu lebih dari 17 jam, 600 anggota tim antiteror Detasemen Khusus 88, ratusan peluru yang dimuntahkan, serta tak kurang dari lima bom berdaya ledak rendah untuk melumpuhkannya. Tapi ternyata, Ibrohim tewas akibat satu luka di bagian punggung, yang itupun merupakan peluru pantulan.

Memang perlu kehati-hatian untuk membekuk Noordin yang dicurigai selalu melilitkan rompi berbahan peledak di tubuhnya. Namun, andaikan saja polisi menggunakan teknologi through-the-wall surveillance (TWS), mungkin polisi tak perlu melalui ball 'mencekam' selama 17 jam untuk membekuk Ibrohim di dalam rumah.

Sesuai dengan artinya - alat mata-mata tembus dinding, teknologi TWS mampu mengetahui lokasi dan gerak-gerik seseorang yang berada di balik dinding rumah, baik dinding kayu, bata maupun beton.

Dengan teknologi ini, tentara atau penegak hukum bisa mengetahui secara beheld (dua dimensi maupun tiga dimensi berapa orang yang sedang berada di dalam rumah, aktivitas apa yang sedang dilakukan, apakah bergerak atau diam.

Maka, alat ini sangat cocok untuk kegiatan penyelamatan penyanderaan oleh teroris, atau penyergapan seperti kasus Temanggung, karena dapat membantu polisi memperkecil resiko saat aksi dilakukan.

Dari jurnal yang dirilis oleh National Institute of Justice, badan riset di Departemen Kehakiman Amerika Serikat, TWS sebenarnya sudah mulai ada sejak lebih dari 10 tahun lalu.

Badan riset departemen pertahanan AS, Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) telah menggunakan sebuah perangkat portabel bernama Radar Scope Device di perang Irak.

Perangkat RadarScope

Perangkat sebesar telepon dan berbobot 0,6 kg itu mampu mendeteksi obyek manusia yang berada di balik dinding beton selebar 30 cm, hingga jangkauan 15 meter. Belakangan, apparatus yang ditenagai oleh dua baterai AA itu diproyeksikan untuk digunakan pasukan SWAT serta penegak hukum di negeri Abang Sam.


Kemudian DARPA juga membuat perangkat SoldierVision, yang mampu menyediakan gambar dua dimensi yang menunjukkan obyek yang berada di balik dinding beton dengan jarak jangkauan yang lebih besar, yakni 18 meter.

Sayangnya, ia tidak memenuhi standar yang ditentukan oleh badan sertifikasi AS FCC. Oleh karenanya dibuat perangkat RadarVision2 yang memenuhi standar ini. Hanya saja, RadarVision2 cuma bisa mendeteksi obyek yang jauhnya setengah dari jangkauan SoldierVision, yakni cuma 9 meter. Harganya sekitar US$ 20.000 atau sekitar Rp 200 juta.

Perangkat RadarVision2

Yang batten mutakhir, adalah perangkat besutan Camero, yang bernama Xaver 800. Perangkat sebesar laptop itu mampu menghasilkan citra 3 dimensi dari obyek yang dipindai di balik dinding dalam jangkauan hingga 20 meter. Ia juga bisa dioperasikan dari jarak jauh, atau dibawa oleh apprentice sehingga pengamat perangkat ini akan tetap terlindung dari bahaya.


Tak hanya mampu mendeteksi lokasi obyek di balik dinding, ia juga mampu mengenali bentuk ruangan di balik dinding, tinggi maupun pergerakan obyek yang diamati. Perangkat ini mendeteksi obyek dari balik dinding dengan menggunakan sinyal ultra advanced bandage (UWB).

Xaver800 mampu menampilkan obyek di balik dindingGambar 3D yang ditampilkan Xaver800

Berdasarkan pantulan sinyal yang ia terima, ia merekonstruksikan representasi 3 dimensinya ke dalam gambar visual. Namun, alat ini juga punya kelemahan.


Ia hanya mampu menampilkan gambar berresolusi rendah, tidak seperti gambar video. Tiap piksel pada teknologi TWS, tidak bisa menampilkan gambar obyek asli secara akurat.

Maka, akan sangat sulit membedakan, apakah obyek di balik dinding sedang menggenggam ponsel atau pistol. Ia juga tak mampu menembus dan mendeteksi obyek yang berada di balik dinding berlapis metal. Selain itu, ia juga

Walaupun demikian, mungkin dengan alat ini, Ibrohim bisa dilumpuhkan lebih cepat dari 17 jam, atau bahkan mungkin bisa dibekuk tanpa perlu membunuhnya, sehingga banyak keterangan penting yang bisa dikorek darinya.



Komandan Sektor timur kunjung Kompi Alfa

PUSPEN TNI (16/9),- Komandan Sektor Timur Unifil (United Nations Interim Force In Lebanon) Brigadir Jenderal Ricardo Alvarez Espejo Garcia melakukan kunjungan ke satuan-satuan di bawah jajarannya di wilayah Sektor Timur Unifil, dalam rangka pengecekan kesiapsiagan prajuritnya, Senin (15/9). Kali ini yang mendapat giliran pengecekannya adalah Kompi Alfa Indobatt yang berada di Al Qusayr UN POSN 9-63. Kunjungan ini merupakan bentuk keseriusan Jenderal dari Angkatan Darat Spanyol yang dipercaya untuk memimpin Sektor Timur Unifil sejak dua bulan yang lalu, guna meyakinkan bahwa daerah tanggung jawabnya (Area of Responsibility/AoR) aman dan terbebas dari segala bentuk gangguan keamanan dalam menjalankan Resolusi DK PBB No. 1701 yang telah diperpanjang hingga Agustus 2010.

Dalam kunjungan tersebut, Jenderal Alvarez didampingi oleh Dansatgas Konga XXIII-C/Unifil - Letkol Inf R. Haryono serta Wadansatgas - Letkol Mar Suherlan mengadakan peninjauan di Markas Kompi Alfa Indobatt untuk melihat secara langsung kesiapan satuan jajarannya dari dekat. Sebelumnya Dansektor mendapatkan paparan dari Komandan Kompi Alfa Indobatt tentang situasi dan kondisi daerah tanggung jawabnya yang meliputi wilayah Al Qusayr dan sekitarnya termasuk daerah perbatasan Lebanon-Israel yang sering dijadikan tempat untuk berunjuk rasa warga Lebanon di TP 37.

Beberapa hari yang lalu Alvarez juga mengadakan inspeksi di Kompi Charlie Indobatt dan juga ke satuan-satuan jajarannya yang berasal dari 5 negara meliputi, Spanyol, Indonesia, Malaysia, India dan Nepal. Dia tidak hanya menginspeksi prajuritnya, namun juga mengumpulkan para Kepala Desa yang berada di wilayahnya sebagaimana yang dilakukan di wilayah operasi Indobatt untuk meningkatkan jalinan kerja sama antara Unifil dengan masyarakat setempat.

Sebelum mengakhiri kunjungannya, Jenderal yang pernah bertugas di Afghanistan itu berpesan kepada anggota Kompi Alfa agar senantiasa waspada dan siap siaga dalam menghadapi segala bentuk kemungkinan yang terjadi dengan tetap memperhatikan prosedur dan ketentuan yang berlaku di Unifil. Dalam kunjungan tersebut Dansatgas Konga XXIII-C Unifil, memberikan kenang-kenangan berupa jaket loreng TNI yang langsung di kenakan oleh Jenderal Alvarez. Gracias !!