Demonstrasi orang-orang RMS di Den Haag Belanda berakhir ricuh. Aksi yang digelar Kamis waktu setempat itu, berlangsung anarkis dan ratusan orang RMS sempat terlibat baku hantam dengan kepolisian. Akibatnya, 12 orang ditangkap.
HARIAN De Volkskrant menulis, ke-12 demonstran ditahan karena melakukan kekerasan di tempat umum dan melawan polisi. Mereka melempari aparat keamanan dengan batu dan petasan. Melalui Televisi West Online, Kamis pukul 14.13 waktu Belanda atau pukul 20.13 waktu Indonesia Barat, Rakyat Merdeka menyaksikan demonstrasi tersebut diikuti oleh sekitar 600 orang. Jauh dari perkiraan semula yang digembar-gemborkan akan diikuti ribuan, bahkan puluhan ribu orang. Tampak jelas, wajah orang-orang yang ikut demo itu kelihatan muram dan kurang semangat. Mungkin karena perkiraan mereka meleset. Tadinya, aksi mereka ditujukkan kepada Presiden SBY saat berkunjung di Belanda. Ternyata, kunjungannya ditunda.
Beberapa saksi mata menceritakan, sebagian demonstran datang menggunakan motor berkonvoi dari kota Moor-drecht menuju Malieveld, Den Haag. Ada yang membawa alat-alat musik berupa gendang Maluku atau yang disebut Molukse Irommels, dan juga mengibar-ngibarkan bendera Republik Maluku Selatan. Meski begitu, suasana demonstrasi kurang mendapat perhatian masyarakat. Kebanyakan tak acuh saja.
Mereka berorasi meminta perhatian orang-orang. Isi orasinya memprotes pelanggaran HAM, yang menurut mereka telah terjadi di Indonesia. Meskipun Presiden SBY membatalkan kunjungannya ke Belanda, namun, demonstran tetap meminta agar tuntutannya dilaksanakan oleh Belanda. Yaitu, antara lain membuka dialog antara pemerintah Indonesia dengan RMS dan menghentikan penahanan terhadap 93 aktivis RMS yang ditahan pemerintah Indonesia.
Setelah di Malieveld, rencananya para simpatisan RMS itu akan melanjutkan aksinya ke depan KBRI di Den Haag. Sejumlah polisi Belanda sudah berjaga-jaga di sebelah kiri dan kanan gedung KBRI tersebut. Namun, sampai menjelang sore, mereka rupanya tak beranjak ke lokasi itu. Malah, pecah kekerasan di akhir demonstrasi sekitar pukul 17.34 waktu Belanda, atau 23.34 waktu lndonesia barat.
Belasan pemuda tiba-tiba menyerang sejumlah minibus milik polisi. Minibus itu digunakan untuk mengangkut pasukan anti huru hara. Ada juga, beberapa orang yang nekat mau membakar bendera merah putih . Untunglah, dengan cepat bisa dicegah kepolisian. Baku hantam pun tak bisa dihindarkan. Di udara, dua helikopter terus berputar-putar memantau keadaan. Jalan bebas hambatan A-12 yang menuju Den Haag pun ditutup gara-gara kekacauan itu. Kondisi Jumat pagi waktu Belanda, suasana sudah dikendalikan, dan kota Den Haag kembali aman. (Sumber : http://hariansib.com/?p=14523)
Belasan pemuda tiba-tiba menyerang sejumlah minibus milik polisi. Minibus itu digunakan untuk mengangkut pasukan anti huru hara. Ada juga, beberapa orang yang nekat mau membakar bendera merah putih . Untunglah, dengan cepat bisa dicegah kepolisian. Baku hantam pun tak bisa dihindarkan. Di udara, dua helikopter terus berputar-putar memantau keadaan. Jalan bebas hambatan A-12 yang menuju Den Haag pun ditutup gara-gara kekacauan itu. Kondisi Jumat pagi waktu Belanda, suasana sudah dikendalikan, dan kota Den Haag kembali aman. (Sumber : http://hariansib.com/?p=14523)
Anggota Republik Maluku Selatan (RMS) mengibarkan bendera pada 26 April 2010 di Apeldoorn, Belanda.
Sumber : http://www.tribunnews.com/2010/10/08/12-anggota-rms-ditangkap-di-den-haag