Memasuki bulan ketujuh masa penugasan Satuan Tugas Batalyon Mekanis TNI Konga XXIII-D/UNIFIL (Indobatt), profesionalisme pasukan Garuda sebagai peacekeeper tetap menjadi tuntutan dan prioritas utama dalam rangka mencapai keberhasilan tugas pokok misi perdamaian. Dengan dasar inilah, maka beberapa program latihan dalam satuan digelar oleh Indobatt selama berada di daerah tugas, tanpa mengganggu operasional satuan sebagaimana digariskan oleh komando atas, dalam hal ini United Nations Interim Force In Lebanon (UNIFIL).
Seiring dengan penggelaran program latihan dalam satuan tersebut, Indobatt melaksanakan latihan drill teknis senjata bantuan bagi anggota peleton bantuan yang berada di seluruh kompi, baik Kompi Bantuan maupun Kompi Mekanis. Pelaksanaan latihan didahului dengan apel pembukaan dipimpin Komandan Indobatt Letkol Inf Andi Perdana Kahar, bertempat di lapangan upacara Soekarno Base UN Posn 7-1 Adshit Al-Qusayr, Selasa (15/06/2010), dilanjutkan dengan kegiatan Pre test uji kemampuan teknis awak senjata bantuan dalam mengoperasionalkan alut sista yang menjadi tanggung jawabnya tersebut. Untuk latihan kali ini, Indobatt melibatkan 53 orang prajuritnya yang memiliki jabatan sebagai awak senjata bantuan dari seluruh Kompi Indobatt.
Dalam sambutannya, Letkol Inf Andi Perdana Kahar menegaskan kembali tentang tujuan drill teknis senjata bantuan sebagai salah satu program latihan dalam satuan Indobatt. Menurut beliau, tingkat keterampilan dan kemampuan personel senjata bantuan dalam mengoperasionalkan senjata mortir maupun Senjata Mesin Ringan (SMR), harus senantiasa dipelihara dalam rangka mencapai kesiapan operasional senjata bantuan di daerah operasi yang saat ini sedang dijalankan oleh Indobatt. Hal ini mengingat bahwa dalam struktur organisasi Batalyon Mekanis TNI yang berada di Lebanon memiliki satu peleton bantuan pada masing-masing Kompi, baik Kompi Bantuan maupun Kompi Mekanis. Dengan keberadaan peleton bantuan tersebut, maka operasional Indobatt secara komprehensif harus dapat melibatkan setiap unsur dalam bagiannya untuk berperan serta secara aktif mendukung operasional satuan secara utuh. Oleh karena itu, kesiapan operasional senjata bantuan tentunya akan menentukan berhasil atau tidaknya operasional satuan Indobatt dalam melaksanakan tugas operasi pemeliharaan perdamaian di Lebanon Selatan.
Lebih lanjut dikatakan, bahwa setiap prajurit Garuda yang bertanggung jawab atas senjata bantuan tentunya telah mendapatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan teknis dasar operasional alutsista tersebut. Oleh karenanya, latihan kali ini bersifat penyegaran bagi setiap awak senjata bantuan agar lebih memahami kembali tugas dan tanggung jawabnya dalam mengawaki dan mengoperasionalkan alutsista senjata bantuan tersebut.
Sementara itu, menurut Kasi Operasi Indobatt Kapten Inf Arfan Johan, kegiatan latihan diisi dengan pembekalan singkat teori praktis senjata mortir dan SMR dengan referensi modul yang diterbitkan oleh TNI, meliputi karakteristik senjata MO 60 LR dan 81 serta modul karakteristik SMR/GPMG. Latihan difokuskan pada materi praktek lapangan operasional senjata bantuan. Selama jalannya latihan, seluruh personel dengan seksama dan serius mengikuti seluruh rangkaian acara latihan yang untuk pertama kalinya dilaksanakan di jajaran Indobatt selama berada di daerah tugas operasi Lebanon Selatan.
Di penghujung latihan, Komandan Indobatt berkenan menguji langsung keterampilan dan kemampuan prajurit Indobatt dalam mengawaki senjata bantuan. Ujian ini sekaligus berfungsi sebagai Post Test yang dapat menilai keberhasilan jalannya latihan dan proses transfer ilmu pengetahuan dan keterampilan dari pelatih kepada peserta latihan. Dari hasil ujian tersebut, setiap awak senjata bantuan telah dapat mengoperasionalkan alutsistanya dengan baik sesuai dengan tujuan latihan yang telah direncanakan.
Sumber : Dispenad
0 komentar:
Posting Komentar