Bupati Garut Aceng HM Fikri mendadak jadi buah bibir masyarakat akibat pernikahan siri yang berlangsung 4 hari dengan Fany Oktora (18). Pandangan masyarakat soal Aceng beragam. Tapi seperti apa sosok aceng di mata sang mertua, Iing Supriadi (72), yang juga ayah dari istri Aceng yang dinikahi resmi Nurohimah.
Ditemui di rumahnya di Kampung Cikarokrok RT 1 RW 5, Desa Sukasenang, Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut, Jumat (7/12/2012) Iing memberi sambutan baik. Perbincangan santai lalu dilakukan di ruang tamu.
Di awal perbincangan, Iing mengaku sudah mengenal Aceng sejak remaja. Sebab saat itu, Iing aktif sebagai guru alquran dan hadits di SLA Pendidikan Guru Agama (PGA) Negeri Kabupaten Garut, sementara Aceng muridnya.
"Waktu sekolah, Aceng pernah jadi ketua OSIS. Dia memang aktif dan suka berorganisasi," kata Iing.
Sosok Aceng yang dikenal tegas membuatnya sering menjadi ketua di beberapa organisasi. "Bakat dia sebagai pemimpin memang sudah terlihat sejak muda," ucapnya.
Iing juga melihat Aceng sebagai sosok pekerja keras. Saat muda, Aceng menurutnya sangat giat berbisnis. "Dia waktu itu bisnis, apapun dijalani mulai dari jualan jaket sampai ternak ayam. Tapi dia tetap aktif di beberapa organisasi, salah satunya GP Anshor," paparnya.
Namun Iing tak pernah menyangka jika menantunya itu terpilih sebagai bupati pada Pilbup Garut 2008. "Tapi jadi pemimpin Garut memang takdirnya dia," tuturnya.
Dalam perjalanan karirnya sebagai bupati, tiba-tiba Aceng dihebohkan karena pernikahannya dengan Fany. Beberapa hari terakhir, berita soal pernikahan siri Aceng mencuat ke media.
"Saya malah baru tahu (Aceng nikah siri) itu dari tv. Kalau dibilang kaget, ya kaget. Tapi saya tidak bisa ikut campur karena itu sudah urusan Aceng dan keluarganya," jelasnya.
Iing mengaku sedih dengan berbagai pemberitaan yang seolah menyudutkan Aceng. "Sebagai orangtua, mana ada yang tidak sedih kalau lihat anak (menantu - red) terus diberitakan seperti itu," ujarnya.
Soal pernikahan Aceng dengan Fany, Iing menyebut itu bagian dari takdir. "Laki-laki punya dua (istri) itu tidak dilarang oleh agama, asal adil. Apapun yang terjadi, itu sudah ketentuan dari Allah SWT," belanya.
Kini Aceng dan Fany sudah islah. Keduanya sepakat berdamai dan tidak memperpanjang urusan ke jalur hukum. "Mudah-mudahan setelah islah tidak ada masalah lagi," harap Iing.
Sementara itu, Aceng dan Nurohimah ternyata sudah saling mengenal sejak sekolah di PGA. Mereka hanya berbeda satu tahun, di mana Aceng adalah kakak kelas Nurohimah.
"Tapi saya tidak tahu persis apa mereka pacaran sejak SLA atau tidak," kata Iing.
Setelah lulus, Aceng melanjutkan pendidikan di Pesantren Tebu Ireng. Sementara Nurohimah yang lulus SLA setahun setelah Aceng lulus, memilih kuliah di Universitas Padjadjaran, Bandung.
"Setelah Aceng lulus pesantren, Nurohimah lulus dari Unpad, Aceng datang ke sini. Dia bilang mau melamar Nurohimah," ucapnya.
Pertemuan kedua lalu terjadi antara keluarga Nurohimah dan keluarga Aceng. "Saya waktu itu memang sudah kenal juga sama orangtuanya Aceng. Setelah ketemu, kita sepakat menikahkan mereka. Tapi saya lupa itu tahun berapa," paparnya.
Pernikahan itu berlangsung langgeng. Iing bahkan tak pernah mendengar mereka cekcok, apalagi mendengar kabar keduanya pisah ranjang sudah 18 bulan.
"Saya baru dengar kabar itu. Selama ini saya dengar mereka tidak ada masalah," bantahnya.
Aceng, Fany, dan tiga anaknya bahkan masih sering mengunjungi sang kakek untuk silaturahmi atau melepas kangen. "Terakhir dua minggu lalu ke sini, mereka semuanya datang ke sini dan semuanya terlihat baik-baik saja," bebernya.
Disinggung apakah Nurohimah memberi izin Aceng menikah lagi, Iing mengaku tidak tahu. "Kalau itu wallahualam dapat izin atau tidak. Saya belum pernah dengar cerita itu dari Nurohimah," paparnya
Namun yang jelas, sambung dia, Nurohimah benar-benar memberi Aceng support saat ramai diberitakan soal nikah sirinya. "Itu berarti Nurohimah masih ada rasa cinta, peduli, sayang sama Aceng," pungkas Iing sambil berharap hubungan Aceng dan Nurohimah langgeng.
Sumber : Detik.Com
0 komentar:
Posting Komentar