Seorang pembuat blur dokumenter Australia telah meyakinkan sejumlah anak muda untuk tampil dalam sebuah affairs absoluteness televisi. Dalam affairs itu, mereka melelang keperawanan atau keperjakaannya kepada penawar tertinggi.
Namun Justin Sisley, si pembuat blur yang nekad itu, terpaksa memindahkan acara lelang tersebut dari negara bagian Australia, Victoria, ke Nevada di Amerika. Pihak berwajib Australia mengancam akan menuntutnya melakukan prostitusi jika pembuatan blur itu berlanjut.
Sisley telah membuat publik marah dengan proyek kontroversial itu. Ia mengaku punya setidaknya tiga peserta yang bersedia. Keluarga Senator Steve Fielding melukiskan blur dokumenter semacam itu sebagai sesuatu yang "absurd, konyol dan menjijikkan".
Menurut sebuah laporan di harian Sydney Daily Telegraph, yang juga dilansir Telegraph, Selasa (11/5/2010), para perawan dan perjaka akan dibayar masing-masing 20 ribu dollar AS untuk ambil bagian dalam pelelangan dan akan menerima 90 persen dari "harga jual" mereka. Sisanya, 10 persen, akan menjadi hak rumah bordil di Nevada yang menjadi tuan rumah acara tersebut.
Tawaran awal akan dilakukan secara online, tetapi para penawar harus menghadiri bagian akhir dari pelelangan. Mereka harus datang langsung, bertemu muka dengan orang-orang yang keperawanan atau keperjakaannya mereka tawar.
Seorang perempuan 21 tahun dari Sydney, yang menggunakan nama Veronica, mengatakan, dia mendaftar untuk ikut pelelangan demi mendapatkan uang dan menantang persepsi tradisional tentang seks.
"Secara teknis saya menjual keperawanan saya untuk uang, secara teknis pula itu akan digolongkan sebagai pelacuran. Namun itu tidak akan menjadi sesuatu yang rutin, sehingga saya berpikir saya dapat memberi justifikasi bahwa saya bukanlah seorang pelacur," katanya kepada harian itu. "Saya tidak berpikir saya akan menyesal karena hal itu."
Salah seorang perjaka, yang diidentifikasi hanya sebagai Alex, mengatakan ia mengajukan aplikasi sebagai cara untuk bertemu seseorang.
Sisley mengaku, rencananya tidak populer dikalangan orang tua perserta yang terlibat. "Mereka membenci saya," katanya.
Sumber : tribunnews
0 komentar:
Posting Komentar