Jum'at 28 Mei 2010 sore Pukul 16.17 lebih 56 detik Wib posisi matahari persis berada diatas Ka'bah Mekah, Arab Saudi.
Pada detik itu jika kita menancabkan tiang/bilah tegak lurus pada bumi bayangan yang terjadi merupakan arah menuju ka'bah. Kesempatan berharga itu bisa dimanfaatkan untuk menetukan Kiblat sebenarnya, atau mungkin yang ingin membangun masjid atau mungkin juga mengecek arah kiblat yang lama.
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Bekasi, Jawa Barat mengimbau seluruh umat Islam, khususnya di wilayahnya, untuk menyeragamkan arah kiblat pada Jumat (28/5) 2010 pukul 16.17 WIB. "Sebab, pada saat itu matahari tepat berada di atas Ka`bah. Setiap bayangan yang tegak lurus akan mengarah ke Ka`bah," kata Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PC NU) Kabupaten Bekasi KH Munir Abbas Bukhori kepada ANTARA, di Cikarang, Selasa.
Menurut dia, perhitungan itu berdasarkan hasil kajian Lajnah Falakiah Pengurus Besar NU yang membidangi hukum shalat. Kejadian itu, katanya, hanya berlangsung sekali dalam setahun. "Imbauan itu sudah kami sebarkan kepada masyarakat dalam bentuk selebaran, khususnya di 23 kecamatan Kabupaten Bekasi agar seluruh kaum Muslim mengetahui hal itu," katanya.
Ia mengatakan, sebagian besar bangunan masjid dan mushola di wilayah Kabupaten Bekasi memiliki kesalahan dalam menentukan arah kiblat yang tepat sehingga mempengaruhi hasil ibadah. "Di Kabupaten Bekasi, ada banyak sekali tempat ibadah umat Islam yang salah menentukan arah kiblat. Melenceng sedikit saja dari arah yang ditentukan akan berdampak pada kualitas ibadah," katanya.
Sementara Kepala Seksi Urusan Agama Islam Kantor Wilayah Kementrian Agama Kabupaten Bekasi Edi Suhadi menyambut baik gagasan tersebut. "Berdasarkan hasil kajian kami di lapangan, sebanyak delapan dari 10 masjid yang dijadikan contoh ternyata arah kiblatnya belum pas beberapa derajat dari arah Ka`bah," katanya.
Menurut Edi, mayoritas masjid tersebut berdiri di lahan pemukiman penduduk. "Karena pada saat proses pembangunannya tidak diperhitungkan secara rinci oleh kontraktor yang bersangkutan," ujarnya. Data tersebut, kata dia, diperoleh dari tim evaluasi arah Kiblat yang sengaja dibentuk pihaknya dengan jumlah anggota lima orang yang disebar secara acak di setiap kecamatan.
Sumber : Republika
0 komentar:
Posting Komentar